Thursday, November 24, 2005
Perbedaan 2


Satu lagi perbedaan yang membuatku tidak bisa tidur berhari-hari.

Tentang tempat tinggal setelah menikah.

Abang, dengan pemikirannya yang cukup sering berubah, membuat aku
ketakutan. Sebelumnya, aku minta maaf kalau abang membaca blog ini.
I just try to be honest with myself.
Setelah bilang kami akan cari kontrakan (yang dalam pemikiran eva berarti
termasuk kos) karena rumah mereka sangat sempit, hari minggu kemarin
kembali mengajukan option untuk tinggal di rumah orang tuanya sampai kami
punya uang untuk membeli rumah.
Bagaimana ini?

Alasannya karena orang tua abang akan membangun rumah bagi mereka sendiri
di tempat lain yang lebih besar. Dan mereka meminta kami untuk tinggal di
rumah yang sekarang. Mereka akan pindah setelah rumah itu selesai.

Berbagai pertanyaan terlintas di kepala, yang tidak satupun bisa aku jawab:
Sampai berapa lama kami harus menumpang di rumah tangga orang tua abang?
Bagaimana eva nanti menyikapi perbedaan budaya hidup dengan orang tuanya?
Dengan abang aja eva akan kesulitan, belum lagi ditambah dengan orang
tuanya?
Bagaimana nanti eva bisa ngomong bebas dengan abang, karena kami berdua
bekerja, dan waktu untuk ngobrol, bercanda berdua hanya waktu pulang kerja?
Bagaimana eva bisa mengungkapkan uneg-uneg eva ttg hal apa saja kalau nanti
waktu pulang kerja melihat ppnya sedang marah2? Walaupun bukan marah sama
eva?
Bagaimana eva bisa sharing memikirkan orang tuanya di tengah pikiran
lainnya, apakah eva masih sempat memikirkan orang tua eva juga nantinya?
Bagaimana kalau di tengah kami sedang ngobrol ataupun pengen berdua saja
tiba-tiba pp nya minta tolong benerin komputer seperti biasa?
Apakah abang akan diberikan kesempatan oleh orang tuanya untuk berperan
sebagai kepala keluarga bagi kami? Ataukah abang akan terus diperlakukan
sebagai anak kesayangan?
Bagaimana kalau eva membuat kesalahan di rumah mereka? Seperti apa eva akan
di marahi?
They will surely never get angry to their son.
Apakah benar dengan tinggal di rumah orang tuanya kami bisa menabung?
Bukankah tinggal di rumah orang tua berarti harus sharing pengeluaran rumah
tangga? Bukankah itu sama saja dengan biaya mengontrak rumah? Di mana
logikanya?

Somebody............ please give me any idea about positive things in
living with parents-in law????

===============
Evarosarina Pinem
Policy and Procedure Staff | TST | World Vision Indonesia
Phone: 6221-31927467 ext 252 Fax: 6221-3107846
www.wvi.org

posted by Eve @ 3:56 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Eve
Home: Jakarta, Indonesia
About Me: A melancholic - choleric girl. Very moody. I hate this:) but I love the ones that have been very good to me: Abang, My baby Mathias, My ortu, Een, Imel, Ita, all my family, my grandma, my friends... so many-many person God gave to me to remind me that He cares for me.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Links
Template by

Free Blogger Templates

BLOGGER

SITE STATS