Wednesday, November 30, 2005
Benjamin Franklin


Segala sesuatu yang dimulai dengan rasa marah akan diakhiri dengan rasa
malu.

That's what I got from devotion with ADP Cilincing yesterday.
I have experience it for many times but never learn.
God, I'm so ashamed.

posted by Eve @ 7:17 AM   0 comments
Monday, November 28, 2005
During the 28th November 2005


During this day, I have a very hard day in the office.
I woke up this morning with scary dream about my job a whole this week.
Makes my stomach hurt.
These are my job:
1. Prepare draft for Environment Assessment Toolkit, (with Lusi & Try)
deadline 1st December 05
2. Prepare Wealth Rangking Trainig for Cilincing, 29 Nov 05
3. Finalized EAT, 30 Nov 05
4. Preparation for Aceh Baseline - FGD tools

and this evening, K Grace came with her inputs about TDI Report Kb. Pala. I
blame my self for this, how stupid I am. What make me work without essence?
Why did I do my report only because of format? K Grace ciritized me about
relation between TDI & Baseline report that was not written with
corelation.
I did angry to my self.

Well, it is my big lesson today. Hopefully tomorrow will be better.

Anyway, God, I thank You for the precious lessons.

God, help me to learn always and not become proud of my self. Because, by
the time I do that, I will be dead.

I Love U, God Jesus.

posted by Eve @ 6:55 PM   0 comments
Thursday, November 24, 2005
Renungan sore hari


INSPIRATION:Alphabetical for Success
[Info Gatra] A L P H A B E T I C A L F O R S U C C E S S

Sebuah artikel menarik, yang dikutip dari milis Aceasia.
A L P H A B E T I C A L F O R S U C C E S S

Menurut pakarnya, manusia sukses tidak cuma dari IQ saja.
Peran EQ (Emotional Intelligence) pada kesuksesan bahkan melebihi porsi IQ.
Seorang pakar EQ bernama Patricia Patton memberikan tips
bagaimana kita menemukan dan memupuk harga diri, yang disebutnya alfabet
keberhasilan pribadi.

A : ACCEPT
Terimalah diri anda sebagaimana adanya.

B : BELIEVE
Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan
dalam hidup

C : CARE
Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup

D : DIRECT
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri

E : EARN
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi
yang terbaik

F : FACE
Hadapi masalah dengan benar dan yakin

G : GO
Berangkatlah dari kebenaran

H : HOMEWORK
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi

I : IGNORE
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan

J : JEALOUSLY
Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri

K : KEEP
Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal

L : LEARN
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya

M : MIND
Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain

N : NEVER
Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol

O : OBSERVE
Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar
dari orang lain

P : PATIENCE
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha

Q : QUESTION
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu

R : RESPECT
Hargai diri sendiri dan juga orang lain

S : SELF CONFIDENCE, SELF ESTEEM, SELF RESPECT
Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita
dari saat-saat tegang

T : TAKE
Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda

U : UNDERSTAND
Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan
anda

V : VALUE
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik

W : WORK
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo'a

X : X'TRA
Usaha lebih keras membawa keberhasilan

Y : YOU
Anda dapat membuat suatu yang berbeda

Z : ZERO
Usaha nol membawa hasil nol pula

posted by Eve @ 4:41 PM   0 comments
Perbedaan 2


Satu lagi perbedaan yang membuatku tidak bisa tidur berhari-hari.

Tentang tempat tinggal setelah menikah.

Abang, dengan pemikirannya yang cukup sering berubah, membuat aku
ketakutan. Sebelumnya, aku minta maaf kalau abang membaca blog ini.
I just try to be honest with myself.
Setelah bilang kami akan cari kontrakan (yang dalam pemikiran eva berarti
termasuk kos) karena rumah mereka sangat sempit, hari minggu kemarin
kembali mengajukan option untuk tinggal di rumah orang tuanya sampai kami
punya uang untuk membeli rumah.
Bagaimana ini?

Alasannya karena orang tua abang akan membangun rumah bagi mereka sendiri
di tempat lain yang lebih besar. Dan mereka meminta kami untuk tinggal di
rumah yang sekarang. Mereka akan pindah setelah rumah itu selesai.

Berbagai pertanyaan terlintas di kepala, yang tidak satupun bisa aku jawab:
Sampai berapa lama kami harus menumpang di rumah tangga orang tua abang?
Bagaimana eva nanti menyikapi perbedaan budaya hidup dengan orang tuanya?
Dengan abang aja eva akan kesulitan, belum lagi ditambah dengan orang
tuanya?
Bagaimana nanti eva bisa ngomong bebas dengan abang, karena kami berdua
bekerja, dan waktu untuk ngobrol, bercanda berdua hanya waktu pulang kerja?
Bagaimana eva bisa mengungkapkan uneg-uneg eva ttg hal apa saja kalau nanti
waktu pulang kerja melihat ppnya sedang marah2? Walaupun bukan marah sama
eva?
Bagaimana eva bisa sharing memikirkan orang tuanya di tengah pikiran
lainnya, apakah eva masih sempat memikirkan orang tua eva juga nantinya?
Bagaimana kalau di tengah kami sedang ngobrol ataupun pengen berdua saja
tiba-tiba pp nya minta tolong benerin komputer seperti biasa?
Apakah abang akan diberikan kesempatan oleh orang tuanya untuk berperan
sebagai kepala keluarga bagi kami? Ataukah abang akan terus diperlakukan
sebagai anak kesayangan?
Bagaimana kalau eva membuat kesalahan di rumah mereka? Seperti apa eva akan
di marahi?
They will surely never get angry to their son.
Apakah benar dengan tinggal di rumah orang tuanya kami bisa menabung?
Bukankah tinggal di rumah orang tua berarti harus sharing pengeluaran rumah
tangga? Bukankah itu sama saja dengan biaya mengontrak rumah? Di mana
logikanya?

Somebody............ please give me any idea about positive things in
living with parents-in law????

===============
Evarosarina Pinem
Policy and Procedure Staff | TST | World Vision Indonesia
Phone: 6221-31927467 ext 252 Fax: 6221-3107846
www.wvi.org

posted by Eve @ 3:56 PM   0 comments
Perbedaan 1


Selama beberapa minggu ini aku terganggu dengan pola pikir yang berbeda
antara aku dan abang dalam menyikapi rumah tangga kami nantinya.
Bahkan dalam persiapan pernikahan.
Memang, tidak selalu aku yang benar. Abang juga mengkritik pikiranku yang
akhirnya aku akui tidak benar.
Misalnya tentang biaya pernikahan. Sungguh, sebagai anak, aku merasa sangat
berhutang budi kepada orang tua. Sampai saat ini aku belum bisa memberikan
kesenangan bagi mereka. Secara materi, aku tidak bisa memberi mereka
sedikitpun. Paling aku coba untuk membantu adik bila mereka sedang betul2
tidak punya uang. Sebagai anak, aku bisa merasakan keinginan dan harapan
mereka yang tidak terucapkan oleh papa dan mama dari anak-anaknya. Aku
tahu, Mereka ingin merasakan penghasilan anaknya untuk kesenangan mereka.
Dan sungguh, aku ingin sekali menyenangkan mereka sebelum menikah. Tapi hal
itu sampai umurku yang sekarang sepertinya tidak bisa aku usahakan.
Dan sampai sekarang saat kami mau menikah, haruskah papa dan mama yang
membiayai pernikahan kami?

Memang, pelaksanaan adat adalah keinginan mereka sebagai orang tua, dan itu
sebenarnya tidak kami kehendaki karena keterbatasan biaya. Tapi kemudian
mama berkorban lagi, dan mau menanggung biaya pernikahan ini dan hanya
meminta aku menyiapkan hati memasuki rumah tangga.

Aku menjerit.... Tuhan... sampai kapan aku harus menyusahkan orang tuaku?
Tidak bisakah aku menyenangkan hati mereka dengan mengadakan pesta adat
dengan biaya dari kami?

Sampai saat ini, aku akui tidak bisa. Bisa sebenarnya, dengan pesta yang
tidak perlu banyak orang. Tapi pp dan mm tidak mampu mengurangi undangan
karena merasa semua adalah teman dekat, teman seperjuangan mereka di tanah
perantauan.
Apa boleh buat, aku menyerah..............tapi sampai sekarang aku masih
belum bisa terima keadaanku, yang menurutku sangat malang dan tidak
berdaya.

Aku tahu kondisi orang tuaku, tidak ada yang bisa memahami mereka,
walaupun aku sudah cerita pada abang, dia tidak bisa memahami perasaanku
dan keinginan hatiku. Tapi aku toh harus menerima keadaan.

Seperti kata abang, seberapa pun yang kita punya, harus bersyukur sama
Tuhan.

Tuhan, kalau boleh, ijinkan eva menyenangkan hati orang tua eva, setelah
beribu kali eva menyusahkan mereka, dengan sikap eva, dengan perkataan eva,
dengan ketidak-mampuan eva. I beg You, Lord... I'm crying for Your help....

===============
Evarosarina Pinem
Policy and Procedure Staff | TST | World Vision Indonesia
Phone: 6221-31927467 ext 252 Fax: 6221-3107846
www.wvi.org

posted by Eve @ 3:17 PM   0 comments
About Me

Name: Eve
Home: Jakarta, Indonesia
About Me: A melancholic - choleric girl. Very moody. I hate this:) but I love the ones that have been very good to me: Abang, My baby Mathias, My ortu, Een, Imel, Ita, all my family, my grandma, my friends... so many-many person God gave to me to remind me that He cares for me.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Links
Template by

Free Blogger Templates

BLOGGER

SITE STATS